top of page
  • Writer's pictureAdmin

Jasa Konsep Desain Waterpark Murah di Jakarta

Updated: Aug 7, 2023

Terima Order perencanaan pembanguan tempat wisata waterpark waterboom di seluruh Indonesia, kami mengerjakan mulai dari konsep sampai dengan konstruksi. Segera hubungi WA: 081808127049 PT. Putraprasendo Berjaya

Jasa-Desain-Waterpark-Murah

Waterpark merupakan tempat rekreasi yang populer dan menarik bagi banyak orang. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang jasa konsep desain waterpark, faktor-faktor yang menentukan desain waterpark, komponen dalam mendesain waterpark, serta langkah-langkah awal dalam menentukan desain waterpark terbaik.Faktor-faktor yang Menentukan Desain Waterpark:

  1. Lokasi: Lokasi waterpark sangat penting dalam menentukan desainnya. Faktor seperti luas lahan, aksesibilitas, dan lingkungan sekitar harus dipertimbangkan.

  2. Demografi dan Target Pasar: Desain waterpark harus disesuaikan dengan demografi dan preferensi target pasar. Misalnya, apakah waterpark ini ditujukan untuk keluarga, anak-anak, atau remaja.

  3. Fitur dan Wahana: Waterpark harus memiliki beragam fitur dan wahana yang menarik untuk pengunjung. Ini dapat mencakup kolam renang, seluncuran air, taman bermain air, dan lainnya.

  4. Keamanan: Desain waterpark harus memperhatikan aspek keamanan pengunjung. Ini termasuk penggunaan pagar, pengawasan, sistem penyelamatan, dan tanda peringatan yang jelas.

Jasa-Pembuatan-Masterplan-Waterpark-Jakarta-1

Komponen dalam Mendesain Waterpark:

  1. Kolam Renang: Kolam renang merupakan komponen utama dalam waterpark. Desain kolam renang harus mempertimbangkan ukuran, kedalaman, bentuk, dan fitur khusus seperti air terjun atau jeram air.

  2. Seluncuran Air: Seluncuran air adalah wahana yang paling populer dalam waterpark. Desain seluncuran air harus memperhatikan tinggi, panjang, kecepatan, dan keamanan.

  3. Taman Bermain Air: Taman bermain air adalah area yang dirancang khusus untuk anak-anak. Desainnya harus mencakup permainan air yang aman dan menarik seperti semprotan air, ember tumpah, dan area bermain interaktif.

  4. Area Bersantai: Waterpark juga harus memiliki area bersantai seperti kolam renang santai, pantai buatan, atau sungai buatan. Desainnya harus menciptakan suasana yang nyaman dan menenangkan bagi pengunjung.

  5. Fasilitas Pendukung: Fasilitas seperti kamar mandi, kafe/restoran, tempat penyimpanan, dan area ganti pakaian juga harus dipertimbangkan dalam desain waterpark.

Jasa-Pembuatan-Masterplan-Waterpark-Jakarta-2

Langkah-langkah Awal dalam Menentukan Desain Waterpark Terbaik:

  1. Penelitian Pasar: Lakukan penelitian pasar untuk memahami kebutuhan dan preferensi target pasar. Identifikasi tren terkini dalam desain waterpark dan pelajari keberhasilan waterpark lain.

  2. Konsultasi dengan Ahli: Dapatkan masukan dari ahli desain waterpark dan konsultan yang berpengalaman. Mereka dapat membantu dalam merancang konsep yang sesuai dengan tujuan dan anggaran Anda.

  3. Perencanaan Anggaran: Tentukan anggaran yang tersedia untuk proyek desain waterpark. Ini akan mempengaruhi skala dan fitur yang dapat Anda masukkan dalam desain.

  4. Perizinan dan Regulasi: Pastikan Anda memahami persyaratan perizinan dan regulasi yang berlaku untuk membangun waterpark. Konsultasikan dengan pihak berwenang setempat untuk memastikan kepatuhan.

  5. Prototipe dan Uji Coba: Buat prototipe desain waterpark dan lakukan uji coba untuk memastikan kelayakan dan keamanannya sebelum membangun secara penuh.

Dalam menjalankan jasa konsep desain waterpark, penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor yang telah disebutkan di atas dan melibatkan ahli desain yang berpengalaman. Dengan perencanaan yang matang dan desain yang menarik, Anda dapat menciptakan waterpark yang sukses dan menarik bagi pengunjung.

Guci-Waterpark-Tegal-5

Faktor-faktor yang mempengaruhi desain waterpark yang baik adalah sebagai berikut:

  1. Tema dan Konsep: Desain waterpark yang baik harus memiliki tema dan konsep yang menarik. Tema dapat mencakup unsur-unsur seperti alam, petualangan, keajaiban, atau kebudayaan. Konsep yang kuat akan memberikan pengalaman yang konsisten dan memikat bagi pengunjung.

  2. Keamanan: Keamanan adalah faktor penting dalam desain waterpark. Wahana permainan harus dirancang dengan memperhatikan aspek keselamatan seperti penggunaan pagar, sistem penyelamatan, dan tanda peringatan yang jelas. Desain yang baik juga harus mempertimbangkan risiko potensial dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan.

  3. Fitur dan Wahana: Waterpark yang baik harus memiliki beragam fitur dan wahana yang menarik bagi pengunjung. Ini dapat mencakup kolam renang dengan berbagai kedalaman, seluncuran air dengan tinggi dan panjang yang berbeda, taman bermain air yang interaktif, dan area bersantai seperti kolam renang santai atau pantai buatan.

  4. Aksesibilitas: Faktor aksesibilitas juga perlu dipertimbangkan dalam desain waterpark. Waterpark harus mudah diakses oleh pengunjung, baik melalui transportasi umum maupun kendaraan pribadi. Fasilitas seperti parkir yang memadai dan akses bagi penyandang disabilitas juga harus dipertimbangkan.

  5. Lingkungan: Desain waterpark yang baik harus memperhatikan lingkungan sekitar. Ini termasuk mempertimbangkan dampak lingkungan dari konstruksi dan operasional waterpark, penggunaan energi yang efisien, pengelolaan air yang baik, dan upaya untuk melestarikan keanekaragaman hayati.

  6. Faktor Lainnya: Beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi desain waterpark yang baik adalah infrastruktur yang tersedia, luas lahan yang tersedia, kebutuhan target pasar, dan anggaran yang tersedia.

Dalam merancang desain waterpark yang baik, penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor di atas dan melibatkan ahli desain yang berpengalaman. Dengan perencanaan yang matang dan desain yang menarik, waterpark dapat menjadi tempat rekreasi yang sukses dan menarik bagi pengunjung.

Guci-Waterpark-Tegal-3

Lahan yang tersedia mempengaruhi desain waterpark yang baik dalam beberapa cara. Berikut adalah beberapa dampak dari lahan yang tersedia terhadap desain waterpark:

  1. Ukuran dan Skala: Lahan yang tersedia akan membatasi ukuran dan skala waterpark yang dapat dibangun. Semakin besar lahan yang tersedia, semakin banyak wahana permainan dan fitur yang dapat dimasukkan dalam desain. Namun, jika lahan terbatas, desain harus dioptimalkan untuk memaksimalkan penggunaan ruang yang ada.

  2. Penempatan Wahana: Lahan yang tersedia akan mempengaruhi penempatan wahana permainan dalam waterpark. Desain harus mempertimbangkan tata letak yang efisien dan mengoptimalkan penggunaan ruang agar wahana dapat diakses dengan mudah oleh pengunjung.

  3. Topografi: Topografi lahan juga mempengaruhi desain waterpark. Jika lahan memiliki kemiringan atau perubahan elevasi, desain harus mempertimbangkan bagaimana mengintegrasikan wahana permainan dengan kondisi alam yang ada. Misalnya, wahana seluncuran air dapat dirancang untuk mengikuti kontur lahan yang ada.

  4. Drainase dan Pengelolaan Air: Lahan yang tersedia akan mempengaruhi sistem drainase dan pengelolaan air dalam waterpark. Desain harus memperhitungkan aliran air yang baik, penggunaan air yang efisien, dan pengolahan air limbah yang tepat. Jika lahan memiliki kondisi yang sulit, seperti tanah berlereng atau tanah yang mudah tergenang, desain harus mengatasi tantangan ini.

  5. Aksesibilitas: Lahan yang tersedia juga mempengaruhi aksesibilitas waterpark. Desain harus mempertimbangkan akses bagi pengunjung, termasuk akses jalan, parkir yang memadai, dan fasilitas untuk penyandang disabilitas. Jika lahan terbatas, desain harus mencari solusi yang kreatif untuk memenuhi kebutuhan aksesibilitas.

Dalam merancang desain waterpark yang baik, penting untuk mempertimbangkan lahan yang tersedia dan memaksimalkan potensi yang ada. Dengan perencanaan yang matang dan desain yang efisien, waterpark dapat memberikan pengalaman yang menarik bagi pengunjung.

Jual-Waterslide-Waterpark

Jenis Wisatawan Pengunjung Desa Wisata

Wisatawan Domestik Wisatawan domestik ; terdapat tiga jenis pengunjung domestik yaitu : 1. Wisatawan atau pengunjung rutin yang tinggal di daerah dekat tempat wisata tersebut. Motivasi kunjungan : mengunjungi kerabat, membeli hasil bumi atau barang-barang kerajinan. Pada perayaan tertentu, pengunjung tipe pertama ini akan memadati tempat wisata tersebut. 2. Wisatawan dari luar daerah (luar provinsi atau luar kota), yang transit atau lewat dengan motivasi, membeli hasil kerajinan setempat. 3. Wisatawan domestik yang secara khusus mengadakan perjalanan wisata ke daerah tertentu, dengan motivasi mengunjungi daerah tempat wisata penghasil kerajinan secara pribadi.

Harga-Water-Slide-Waterpark-Jakarta

Harga-Kids-Slide-Wave-Fiberglass

Tipe Desain Wisata Menurut pola, proses dan tipe pengelolanya tempat wisata atau kampung wisata di Indonesia sendiri, terbagi dalam dua bentuk yaitu tipe terstruktur dan tipe terbuka.


Tipe terstruktur (enclave) Tipe terstruktur ditandai dengan karakter-karakter sebagai berikut : 1. Lahan terbatas yang dilengkapi dengan infrastruktur yang spesifik untuk kawasan tersebut. Tipe ini mempunyai kelebihan dalam citra yang ditumbuhkannya sehingga mampu menembus pasar internasional. 2. Lokasi pada umumnya terpisah dari masyarakat atau penduduk lokal, sehingga dampak negatif yang ditimbulkannya diharapkan terkontrol. Selain itu pencemaran sosial budaya yang ditimbulkan akan terdeteksi sejak dini. 3. Lahan tidak terlalu besar dan masih dalam tingkat kemampuan perencanaan yang integratif dan terkoordinasi, sehingga diharapkan akan tampil menjadi semacam agen untuk mendapatkan dana-dana internasional sebagai unsur utama untuk “menangkap” servis-servis dari hotel-hotel berbintang lima. Contoh dari kawasan atau perkampungan wisata jenis ini adalah kawasan Nusa Dua, Bali dan beberapa kawasan wisata di Lombok. Pedesaan tersebut diakui sebagai suatu pendekatan yang tidak saja berhasil secara nasional, melainkan juga pada tingkat internasional. Pemerintah Indonesia mengharapkan beberapa tempat di Indonesia yang tepat dapat dirancang dengan konsep yang serupa.


Tipe Terbuka (spontaneus) Tipe ini ditandai dengan karakter-karakter yaitu tumbuh menyatunya kawasan dengan struktur kehidupan, baik ruang maupun pola dengan masyarakat lokal. Distribusi pendapatan yang didapat dari wisatawan dapat langsung dinikmati oleh penduduk lokal, akan tetapi dampak negatifnya cepat menjalar menjadi satu ke dalam penduduk lokal, sehingga sulit dikendalikan. Contoh dari tipe perkampungan wisata jenis ini adalah kawasan Prawirotaman, Yogyakarta.

bottom of page